Breaking News
Loading...
Monday, July 15, 2013

Peranan Energi Surya dalam Menghadapi Ancaman Krisis Energi

11:17:00 PM
Oleh : Tulus Setiawan 


FORGI - Di tengah bayang-bayang krisis energi fosil, pemanfaatan energi surya dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik mulai marak terdengar. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa memiliki potensi energi surya yang sangat besar, yaitu sekitar 4,8 KWh/m² per hari atau setara dengan 112.000 GWp. Berbagai keunggulan energi surya seperti sumber energi matahari yang jumlahnya tidak terbatas, tidak menghasilkan polusi, serta merupakan energi terbarukan menjadikan energi surya sebagai jawaban atas ancaman krisis energi fosil di masa depan.

Krisis energi merupakan kondisi di mana pasokan energi yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan energi. Akibatnya berbagai aktifitas yang membutuhkan energi tentunya akan terganggu. Sebenarnya saat ini pun Indonesia sudah mulai mengalami krisis energi. Minyak termasuk energi fosil. Indonesia saat ini sangat bergantung terhadap minyak sebagai sumber energi, namun di sisi lain produksi minyak kita tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Konsumsi BBM Indonesia tahun 2011 sebesar 1,0837 juta bph sedangkan produksi BBM kilang Indonesia hanya 632,5 ribu bph. Untuk mengatasi krisis energi ini, maka Indonesia mengimpor BBM untuk menutupi kekurangannya. Namun mengimpor sebenarnya bukanlah solusi, karena suatu saat sumber energi fosil pasti akan habis. Jika tidak ada persiapan untuk beralih ke sumber energi terbarukan, maka hal ini akan menjadi bencana besar di kemudian hari.

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, khususnya Departemen Teknik Kimia sadar betul akan kondisi ini. Sejak akhir tahun 2011 yang lalu, mereka mulai memasang panel surya untuk memasok kebutuhan listrik di kampus. Proyek ini awalnya merupakan bagian dari tugas kelas mata kuliah Sustainable Energy di Departemen Teknik Kimia. Mereka sadar bahwa sudah saatnya beralih ke sumber energi terbarukan. Indonesia yang kini masih sangat bergantung pada energi fosil yang notabene jumlahnya terbatas, suatu saat akan habis. Untuk itu, pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi terbarukan menjadi langkah tepat untuk mengantisipasi ancaman krisis energi.

Sebenarnya pemanfaatan energi surya cukup mudah. Hanya dengan menggunakan teknologi panel surya, cahaya matahari dapat dikonversikan menjadi listrik. Pemasangannya pun tidak memakan waktu lama. Di Departemen Teknik Kimia sendiri, proyek instalasi panel surya berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, mulai dari tahap perencanaan hingga konstruksi. Setelah proses instalasi selesai, kita tinggal menikmati listrik dari energi matahari secara gratis. Panel surya hasil karya mahasiswa Teknik Kimia UI ini dapat bertahan hingga 30 tahun.


Panel surya di atap gedung Departemen Teknik Kimia UI


Pada awalnya hanya dipasang dua unit panel surya dengan kapasitas masing-masing 135 watt. Melanjutkan keberhasilan instalasi sebelumnya, dilakukan penambahan lagi sebanyak tiga unit panel surya dengan kapasitas masing-masing 185 watt. Kini, di Departemen Teknik Kimia terdapat lima unit panel surya dengan total kapasitas 815 watt-peak. Tentunya ini sangat membantu dalam menyokong kebutuhan listrik di kampus tersebut.

Akbar Hasani, Ketua Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia FTUI 2013, mengaku sangat merasakan manfaat dari panel surya ini. Ia menyatakan bahwa pemanfaatan energi surya ini sangat bagus. Selain untuk menyuplai kebutuhan listrik di gedung departemen, panel surya ini juga menyuplai listrik ke gazebo, di mana kebanyakan mahasiswa membutuhkan suplai listrik untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menyalakan laptop, charger HP maupun peralatan elektronik lainnya. Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi terbarukan berarti juga telah berkontribusi dalam mengurangi beban penggunaan energi fosil yang jumlah cadangannya semakin menipis. Selain itu, energi surya juga ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi CO2.


Panel surya menyuplai kebutuhan listrik untuk aktifitas mahasiswa di gazebo
Sumber : edukasi.kompas.com


Energi surya sebagai solusi permasalahan aksesibilitas energi

Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi tantangan tersendiri, di antaranya masalah aksesibilitas energi. Meski memiliki pertumbuhan energi yang cukup tinggi (7-8%), namun konsumsi energi per kapita Indonesia masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan karena akses masyarakat terhadap energi masih minim. Berdasarkan data tahun 2011 rasio elektrifikasi sebesar 72,95 persen. Artinya, masih ada hampir 30% rakyat Indonesia yang belum mendapatkan listrik. Rendahnya rasio elektrifikasi ini disebabkan kurangnya pembangunan infrastruktur energi, terutama di daerah terpencil dan pulau-pulau terluar. Untuk itu, pemanfaatan energi surya dapat menjadi pilihan mengingat instalasinya yang cukup mudah sehingga sangat cocok untuk diterapkan di daerah yang tidak terjangkau listrik PLN.

Meskipun begitu, pengembangan pemanfaatan energi surya masih terkendala. Sampai sekarang kita masih mengimpor modul panel surya. Padahal modul panel surya merupakan komponen utama dalam instalasi energi surya. Saat ini di Indonesia belum ada industri yang mampu memproduksinya sehingga harus mengimpor dari luar negeri, misalnya dari Cina maupun Eropa dengan harga yang cukup mahal. Sungguh ironis mengingat Indonesia sebagai negara dengan potensi energi surya yang begitu besar justru malah mengimpor panel surya. Cina dan Eropa potensi energi suryanya tidak sebesar Indonesia, namun mau mengembangkan modul panel surya. Lantas mengapa kita tidak mengembangkannya sendiri?

Prof. Iwa Garniwa, direktur PEUI, dalam sebuah seminar tentang energi mengatakan bahwa pengembangan pemanfaatan energi terbarukan memang membutuhkan kerjasama dari berbagai stakeholder terkait. Harus disiapkan di semua lini, mulai dari mendorong riset, mendorong industri, dan juga penyiapan kebijakan. Kebijakan energi harus sinergis dengan kebijakan industri dan kebijakan ekonomi.

Mengingat ancaman krisis energi yang sudah di depan mata, pemanfaatan energi surya menjadi pilihan yang menjanjikan. Untuk itu perlu pengembangan pemanfaatan energi surya di Indonesia. Ini merupakan contoh nyata yang sangat baik. Energi surya adalah energi masa depan. Jadikan ini sebagai pemicu bagi kita semua untuk mulai memanfaatkan energi surya.

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer